Minggu, 16 Februari 2014

KOLOID


1. Koloid adalah suspensi dari partikel-partikel kecil yang terdispersi di dalam zat lain atau medium pendispersi.

 2. Ukuran partikel koloid yaitu di antara partikel terlarut pada larutan sejati dan suspensi kasar yaitu antara 10-7 dan 10-5 cm.

3. Macam-macam koloid adalah aerosol cair, aerosol padat, busa atau buih, busa padat, emulsi, emulsi padat, sol dan sol padat.

4. Sifat-sifat koloid yaitu memiliki efek Tyndall, gerak Brown, dan muatan. Muatan pada koloid dapat menyebabkan peristiwa adsorpsi, elektroforesis, dan koalgulasi.

5. Koloid ada yang berupa koloid liofil dan liofob. Koloid liofil yaitu koloid yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi sedangkan koloid liofob yaitu koloid yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya.

6. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan cara dispersi. Cara kondensasi dapat melalui reaksi hidrolisis, reaksi reduksi, reaksi oksidasi, kesetimbangan ion, dan mengubah pelarut. Cara dispersi dapat melalui cara mekanik dan cara peptisasi.

7. Contoh koloid di lingkungan sehari-hari antara lain dalam produk kosmetika, farmasi, sampo, sabun mandi, dan minuman. Contoh koloid di alam adalah asap, kabut, dan debu. Koloid yang terlalu banyak di udara maupun air dapat menimbukan pencemaran.

PERBEDAAN DARI KETIGA SISTEM DISPERSI TERSEBUT

LARUTAN
KOLOID
SUSPENSI
a.      Homogen, tidak dapat dibedakan meskipun menggunakan mikroskop ultra.
b.      Semua partikel berdimensi kurang dari 1nm.
c.       Satu fasa
d.      Stabil
e.      Tidak dapat disaring

Contoh : gula
a.      Homogen, namun heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
b.      Partikel berdimensi 1nm-100nm.
c.       Dua fasa
d.      Stabil
e.      Tidak dapat disaring kecuali menggunakan penyaring ultra

Contoh : sabun
a.      Heterogen
b.      Partikel berdimensi lebih dari 100nm
c.       Dua fasa
d.      Tidak stabil
e.      Dapat disaring

Contoh : air sungai yang keruh

JENIS-JENIS KOLOID
1.      Aerosol Adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang berdispersi dalam gas.
-          Contoh aerosol padat            : asap dan debu dalam udara
-          Contoh aerosol cair               : kabut dan awan

2.      Sol Adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh : sol sabun, cat dll

3.      Emulsi  Adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair.                          
-          Contoh  emulsi minyak dalam air : santan, susu dll
-          Contoh emulsi air dalam minyak  : mentega, mayonaise dll

4.      Buih Adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair, buih digunakan pada pengolahan bijih logam.

5.      Gel Gel adalah koloid yang setengah padat dan setengah cair. Contohnya, agar-agar, selai dll.

SIFAT-SIFAT KOLOID
1.      Efek Tyndall
Ialah gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan ukuran molekul koloid yang cukup besar. (John Tyndall, 1820-1893). Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena cahaya.

2.      Gerak Brown
Ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus namun tidak menentu. Jika diamati menggunakan mikroskop ultra, makapartikel-partikel tersebut akan bergerak zig-zag. Pergerkan ini dinamakan gerak brown. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan itu berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu hasil tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown yang terjadi dan sebaliknya. Inilah yang menyebabkan kenapa gerak brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak brown juga dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Dan sebaliknya, serta gerak brown membuat koloid menjadi stabil.

3.      Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Proses pemutihan gula pasir
b. Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
c. Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
d. Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar

4.      Muatan Koloid
Dikenal dua macam kolid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

5.      Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit. Koagulasi terjadi karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi terjadi dalam 3 cara;
a. Mekanik, yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
b. Penambahan elektrolit

c. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
d. elektroforesis
Proses Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada : perebusan telur, perebusan
Tahu, pembuatan lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai
Pengolahan asap atau debu.

6.      Elektroforesis
Elektroferesis adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
Manfaat Elektroforesis
a. Untuk menentukan muatan partikel koloid
b. Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
c. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
    dengan alat yang disebut Cottrel.

KESTABILAN KOLOID

Koloid kurang stabil jika dibandingkan dengan larutan. Berikut cara mengatur kestabilan oloid agar dapat berguna bagi kehidupan manusia.

1.      Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil. Cara kerja koloid pelindung adalah dengan membentuk lapisan disekeliling partikel koloid yang dilindungi. Koloid pelindung pada emulsi disebut emulgator, tujuannya, untuk menjaga agar tidak mudah terpisah.
contoh : gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang keras dan kasar.

2.      Dialisis
Proses dialisis adalah proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput Semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air, Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal ginjal, proses dialisis berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.

3.      Koloid liofil dan Liofob
a.      Koloid liofil     : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya.
  Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin
b.      Koloid liofob   : koloid yang tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
  Contoh : koloid logam

CARA PEMBUATAN KOLOID

1. Cara Kondensasi
a.      Dilakukan dengan cara menggabungkan atau mengumpulkan molekul atau ion dari
larutan sejati menjadi partikel koloid
b.      Dapat dilakukan melalui : Reaksi Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi Penggaraman

2. Cara Dispersi
a.      Proses mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid.
      b.      Dilakukan melalui : Cara mekanik (penggerusan), cara peptisasi (penambahan ion sejenis dalam endapan), cara busur bredig (cara listrik)

SEMOGA BERMANFAAT

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar